Rabu, 18 Mei 2011

Teknik Pengajaran Membaca


Pengantar
Aktivitas membaca menyediakan input bahasa sama seperti menyimak, tetapi membaca memiliki banyak kelebihan dibandingkan menyimak. Dengan banyak membaca siswa akan memperoleh kosakata dan bentuk – bentuk bahasa dalam jumlah banyak yang sangat bermanfaat dalam interaksi komunikatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengajaran membaca memperoleh perhatian khusus, dan wacana membaca tidak boleh hanya dijadikan perantara dari menulis ke berbicara.
Membaca pada hakikatnya adalah suatu kegiatan memahami bacaan dalam rangka memperoleh informasi atau pesan yang terkandung di dalam bacaan[1]. Untuk memperoleh kemampuan membaca yang memadai, seseorang memerlukan banyak pengetahuan dan kemampuan lain sebagai pendukung. Herber[2] (1978: 9-10) berpendapat bahwa membaca merupakan proses berpikir yang meliputi kegiatan:
1)                  Memahami dan menghubungkan simbol-simbol bahasa yang disebut dengan decoding;
2)                  Memaknai gubungan simbol-simbol (kata-kata) tersebut yang merupakan tahap interpretation; dan
3)                  Menerapkan ide atau pengetahuan yang diperoleh melalui bacaan dalam kehidupan sehari-hari merupakan tahap aplikasi
Tujuan pengajaran membaca adalah mengembangkan kemampuan membaca siswa. Maka tugas guru untuk meyakinkan bahwa proses pembelajaran membaca menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi siswa.


Strategi Pengajaran Membaca
Dalam Tarigan (2009 : 194) strategi yang perlu diterapkan dalam pengajaran keterampilan membaca pemahaman, adalah ;
a.                   Interferencing : menggunakan konteks langsung dan yang diperluas untuk menduga kata baru.
b.                  Deduction : menggunakan kaidah – kaidah tata bahasa untuk mengenali bentuk – bentuk kata.
c.                   Elaboration : menggunakan pengetahuan terdahulu membantu tugas baru.
d.                  Transfer : memperkenalkan serta menggunakan kata – kata serumpun yang sama asal usulnya.
Teknik Pengajaran Membaca
Cross[3] (1991) mengemukakan ciri – ciri membaca, serta implikasinya dalam pengajaran membaca, yaitu :
a.                   Pilihan : guru menyediakan buku – buku dengan beragam topik dan tingkat kesukaran yang beragam pula, agar siswa dapat memilih bacaan yang mereka senangi, karena ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa.
b.                  Tujuan : aktivitas membaca dikelas dapat dilakukan dengan memberikan tugas – tugas fokus yang cocok untuk frase while – reading dan  follow – up yang sesuai, sehingga bentuk teksnya harus menuntut pendekatan yang cocok pula.
c.                   Strategi : dalam pengajaran membaca, guru harus menumbuhkembangkan sub – sub keterampilan membaca dan sttrateginya. Ini berarti menuntut penyediaan cakupan teks yang luas. Misalnya : untuk scanning kita bisa menggunakan teks yang ada statistiknya. Untuk skimming kita bisa menggunakan wacana sejarah, cerita, laporan atau wacana serupa. Sedangkan untuk membaca ekstensif  kita bisa memberikan siswa teks yang tidak banyak menimbulkan masalah.
d.                  Kuantitas : semakin banyak membaca, semakin baik. Karena siswa akan terbiasa dengan kegiatan membaca dan ilmu pengetahuannya serta informasi yang didapat dai membaca akan semakin bertambah.
e.                   Kesenyapan : membaca diam harus dijadikan kebiasaan karena dengan membaca diam siswa dapat lebih memahami bacaan, dengan merenungkannya. Serta tidak mengganggu pembaca yang lain jika sedang membaca di perpustakaan.
f.                   Kecepatan : salah jika kita menggunakan banyak waktu untuk membaca, kita harus terus mendorong siswa untuk membaca cepat tetapi tetap memperhatikan bentuk teks dan tugas yang diberikan.
g.                  Konteks : yang perlu diingat dalam hal ini adalah bahwa kita jangan menjelaskan makna kata perkata, tetapi biarkan siswa memahami  suatu wacana.
Jadi, perlu diperhatikan bahwa ciri – ciri membaca tersebut harus selalu menjadi acuan dalam mengembangkan setiap keterampilan membaca. Hamer (dalam Azies dan Alwasilah, 1996: 111) mengemukakan enam keterampilan membaca yang harus diperhatikan dalam pengajran membaca, yaitu :
a.                   Keterampilan Prediktif : seorang pembaca yang efisien mampu memperkirakan apa yang akan ditemuinya dalam suatu teks. Proses pemahaman teks adalah melihat apakah isi teks sesuai dengan prediksinya.
b.                  Mencari Informasi Tertentu (Scanning) : tujuan kita membaca sebuah teks atau wacana adalah untuk memperoleh informasi tertentu dalam teks atau wacana tersebut. Dalam pengajaran membaca teknik ini sering disebut teknik membaca scanning.
c.                   Memperoleh Gambaran Umum (Skimming) : hal ini berkaitan dengan kemampuan pembaca memperoleh informasi – informasi penting secara cepat, dengan mengabaikan apa – apa yang tidak penting untuk gambaran umum suatu teks.
d.                  Memperoleh Informasi Rinci : informasi yang ingin kita peroleh dari membaca tidak hanya berupa fakta, melainkan berupa sikap atau pendapat penulis tentang sesuatu. Pengajaran yang memperhatikan informasi seperti itu akan mengarahkan siswa terampil dalam skimming dan scanning.
e.                   Mengenali Fungsi dan Pola Wacana : ini dilakukan pada aktivitas membaca teks dengan bahasa asing. Guru harus membantu siswa mengetahui fungsi serta pola wacana bahasa asing tersebut berbeda dengan bahasa Indonesia agar siswa membaca secara efisien.
f.                   Menarik Makna dari Teks : keterampilan ini tidak hanya menambah kosakata siswa,  tetapi juga menjaga kelangsungan proses membaca. Salah satu cara mengembangkan keterampilan ini dengan teknik Cloze Prosedure.
Menurut Herber, proses membaca itu meliputi :
Ø    Decoding
Decoding adalah suatu proses memahami simbol-simbol bahasa yaitu simbol grafis atau harus-huruf dengan cara mengasosiasikannya atau menghubungkan simbol-simbol dengan bunyi-bunyi bahasa beserta variasi-variasinya.
Ø    Interpretation
           Interpretation atau interpretasi merupakan kegiatan memahami maksud atau informasi yang terkandung dalam bacaan. Pada tahap ini pembaca dituntut untuk mampu menafsirkan makna setiap kata dan menghubungkannya menjadi satu kesatuan makna yang utuh sesuai dengan konteks yang terdapat dalam bacaan. Oleh karena itu dalam proses interpretasi diperlukan pengertahuan tentang makna kata atau kosakata (Vocabulary). Pada tingkat ini pembaca tidak lagi berpikir tentang simbol-simbol bahasa (huruf). Simbol-simbol tersebut sudah secara otomatis dikenal oleh monitor yang ada di otak setiap pembaca

Ø    Aplikasi
Pembaca yang telah sampai pada tingkatan ini akan mampu memanfaatkan hasil bacaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ø    Pemahaman   dalam  Membaca
Sehubungan dengan tingkat pemahaman, Smith mengelompokkan kemampuan membaca menjadi 4 kategori, yaitu

1)                  Pemahaman literal : Tingkat pemahaman yang pertama adalah pemahaman literal, artinya pembaca hanya memahami makna apa adanya, sesuai dengan makna simbol-simbol bahasa yang ada dalam bacaan.
2)                  Interpretasi : Tingkat pemahaman kedua adalah pemahaman interpretasi. Pada tingkat ini pembaca sudah mampu menangkap pesan secara tersirat.
3)                  Membaca kritis : Tingkat pemahaman ketiga adalah pemahaman kritis, kegiatan membacanya disebut dengan membaca kritis. Pada tingkat ini, pembaca tidak hanya mampu menangkap makna tersurat dan tersirat. Pembaca pada tingkat ini mampu menganalisis dan sekaligus membuat sintesis dari informasi yang diperolehnya melalui bacaan. Di samping itu pembaca juga mampu melakukan evaluasi atau penilaian secara akurat.
4)                  Membaca kreatif : Tingkat pemahaman tertinggi adalah pemahaman kreatif. Pembaca tingkat ini memiliki pemahaman lebih tinggi dari ketiga tingkat sebelumnya. Selesai membaca, pembaca akan mencoba atau bereksperimen membuat sesuatu yang baru berdasarkan isi bacaan.

Ruddel (1978)[4] seorang ahli pengajaran khususnya bidang keterampilan membaca menyatakan bahwa dalam menuntun anak didik untuk mencapai tingkat pemahaman yang berdaya guna, seorang guru harus mengupayakan agar anak didiknya dapat menguasai langkah-langkah berikut ini.
1.                  Menangkap rincian yang meliputi kemampuan menngidentifikasi, membandingkan, dan mengklasifikasikan gagasan-gagasan yang dituangkan penulis;
2.                  Menangkap urutan (sequence) gagasan yang dipergunakan penulis untuk mendukung pokok-pokok pikirannya;
3.                  Menemukan    sebab   akibat;
4.                  Menemukan gagasan pokok dan gagasan penunjang;
5.                  Meramalkan konsekuensi-konsekuensi yang bakal muncul pada bagian berikutnya dari bacaan
6.                  Nilai maksud yang dikemukakan;
7.                  Berlatih memecahkan masalah yang dilemparkan oleh penulis.


[1] massofa.wordpress.com/.../strategi-pembelajaran-membaca/ (online) 2 November 2010
[2] massofa.wordpress.com/.../strategi-pembelajaran-membaca/ (online) 2 November 2010
[3] Azies, Furqanul dan Chaedar Alwasilah. 1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif. Bandung : Remaja Rosdakarya
[4] massofa.wordpress.com/.../strategi-pembelajaran-membaca/ (online) 2 November 2010

1 komentar:

  1. The Most Spinning Iron Handle Slots | Titsanium Tools
    The most spinning iron slot game - titanium money clip has the most volatile titanium plate The largest jackpot slots, does titanium set off metal detectors this makes it titanium necklace mens one of the best slots I titanium pickaxe terraria have played.

    BalasHapus