Rabu, 18 Mei 2011

Pengantar Sosiolinguistik


A.   Pengertian Sosiolinguistik
Istilah sosiolinguistik ini muncul pada tahun 1952 dalam karya Haver C. Currie yang merupakan gabungan dari kata sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia dalam masyarakat dan mengenai lembaga – lembaga serta proses sosial yang terjadi dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah ilmu bahasa atau bidang yang menjadikan bahasa sebagai objek kajian. Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa melainkan dilihat dan didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia (Chaer, 2004: 3).
·         Sosiolinguistik adalah ilmu tata bahasa yang digunakan di dalam interaksi sosial; cabang linguistik tentang hubungan dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku sosial (KBBI, 2008 : 1332).
·         Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat (Chaer, 2004:2).
·         Menurut sejumlah ahli (Wardaugh, 1986, Holmes, 1995) sosiolinguistik adalah cabang ilmu bahasa yang berusaha menerangkan korelasi anatar perwujudan struktur atau elemen bahasa dengan faktor – faktor sosiokultural pertuturannya…(Dalam Wijana, 2010: 11).
·         Kridalaksana mengatakan :”Sosiolinguistik yaitu cabang linguistik yang berusaha untuk menjelaskan ciri – ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi ciri – ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri – ciri sosial (dalam Pateda, 1987: 2).


B.   Kedudukan Sosiolinguistik
Linguistik merupakan bidang kajian yang menjadikan bahasa sebagai objek kajian. Linguistik terbagi menjadi dua yaitu linguistik mikro yang mempelajari struktur internal bahasa dan linguistik makro yang mempelajari struktur eksternal bahasa. Linguistik makro mengarahkan kajiannya pada hubungan bahasa dengan faktor – faktor di luar bahasa karena bahasa merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat, sedangkan kegiatan itu sangat luas. Karena itu, cabang linguistik makro menjadi sangat banyak salah satu diantaranya adalah sosiolinguistik.
Sosiolinguistik dibagi mejadi dua bagian yaitu :
a.           Mikro sosiolinguistik yang berhubungan dengankelompok kecil, misalnya sistem tegur sapa.
b.          Makro sosiolinguistik yang berhubungan dengan maslaha perilaku bahasa dan struktur sosial.
Ada beberapa makna sosiolinguistik, dapat digolongkan ke dalam persoalan pokok, seperti :
a.           Tentang profil sosiolinguistik, yaitu bagaimana keanekaragaman bahasa mencerminkan keanekaragaman sosial yang biasanya bersifat statistik.
b.          Dinamika sosiolinguistik yang diusahakan dengan mencari ciri – cirinya terhadap berbagai jenis situasi sosiolinguistik yang mencakup bidang pemakaian, sikap bahasa, proses – proses sosiolinguistik, penelitian - penelitian tentang bahasa.
Sedangkan yang tidak merupakan persoalan pokok ialah :
a.           masalah perubahan bahasa
b.          masalah bahasa kanak – kanak
c.           relativisme bahasa.
Tujuan kita mempelajari sosiolinguistik, agar kita dapat memahami lebih jauh tentang pemakaian bahasa, keanekaragaman bahasa karena diversifikasi pemakai bahasa dan tingkat sosial pemakai bahasa, sikap berbahasa, serta loyalitas keutuhan bahasa. Dengan mempelajari sosiolinguistik, selain untuk menambah wawasan kita dalam linguistik juga dapat menumbuhkan kesadaran berbahasa yang baik dan menjaga uniformitas bahasa.
Setiap ilmu pengetahuan, tentu mempunyai manfaat dalam kehidupan kita, begitu juga sosiolinguistik. Manfaat sosiolinguistik sangat banyak karena bahasa sebagai objek kajiannya merupakan alat komunikasi verbal manusia yang mempunyai aturan – aturan tertentu. Manfaat dari pengetahuan sosiolinguistik dalam berkomunikasi, antara lain :
a.           Memberikan pedoman kepada kita dalam berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa, atau gaya bahasa apa yang kita gunakan jika kita berbicara dengan orang tertentu, dan di tempat – tempat tertentu pula.
b.          Dalam pengajaran, sosiolinguistik bermanfaat dalam menjelaskan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa dan kaidah sosial.
c.           Sosiolinguistik juga dapat memberi sumbangan dalam mengatasi ketegangan politik akibat persoalan pemilihan bahasa nasional di negara – negara multilingual.


C.   Masalah – Masalah Sosiolinguistik
Pada 1964, dalam konferensi sosiolinguistik yang pertama telah dirumuskan tujuh dimensi dalam penelitian sosiolinguistik yang merupakan masalah dalam sosiolinguistik, yaitu :

  1. identitas sosial penutur;
  2. identitas sosial dari pendengar yang terlibat;
  3. lingkungan sosial tempat peristiwa tutur;
  4. analisis sinkronik dan diakronik dari dialek – dialek sosial;
  5. penilaian sosial yang berbeda oleh penutur terhadap perilaku bentuk – bentuk ujaran;
  6. tingkatan variasi dan ragam linguistik; dan
  7. penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.
Menurut Nababan (dalam Aslinda, 2007: 7) ada masalah lain yang intinya hampir sama dengan masalah tersebut,yaitu :
a.           bahasa, dialek, idiolek, dan ragam bahasa,
b.          repertoire bahasa (repertoire: kemampuan berkomunikasi yang dimiliki oleh penutur),
c.           masyarakat bahasa,
d.          kedwibahasaan atau kegandaan,
e.           fungsi masyarakat bahasa dan profil sosiolinguistik,
f.           penggunaan bahasa/ etnografi berbahasa,
g.          sikap bahasa,
h.          perencanaan bahasa,
i.            interaksi sosiolinguistik, serta
j.            bahasa dan kebudayaan.




D.   Metodologi Sosiolinguistik

Sebagai bidang interdipliner tentunya metode sosiologi dan metode linguistik dapat diterapkan dalam mengkaji bahasa dalam masyarakat. Metode linguistik dalam sosiolinguistik digunakan untuk memerikan atau mendeskripsikan bentuk-bentuk bahasa beserta unsur-unsurnya. Bentuk dan unsur bahasa diperikan menggunakan metode analisis linguistik dan digambarkan dengan tanda-tanda fonetik atau fonemik.
Metode sosiologi dengan pengamatan atau observasi dan pengumpulan data melalui wawancara atau kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data di masyarakat. Analisis untuk mendapatkan pola-pola umum dalam tindak berbahasa dapat menggunakan metode statistik dari sosiologi. Metode sampling dan teori probabilitas, serta metode survei yang biasanya digunakan dalam penelitian kemasyarakatan juga dapat diterapkan dalam sosiolinguistik.




Sumber
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik : Perkenalan Awal. Jakarta : Rineka Cipta

Pateda, Mansoer. 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa

Aslinda, dan Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Jakarta: Refika Aditama

Wijana, I Dewa Putu, dan Mohammad Rohmadi. 2010. Sosiolinguistik : Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar