Rabu, 18 Mei 2011

Materi Problematik Pengajaran Bahasa Indonesia


Materi II         : Komponen Proses Belajar Mengajar

A.                Pendahuluan
Untuk lebih mengenai materi selanjutnya, maka akan diulas kembali secara singkat tentang apa itu belajar dan mengajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).
Menurut Howard (Slameto, 2003: 32) mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals, appreciations (penghargaan), dan knowledge.
Jadi,  proses belajar dan mengajar saling komprehensif satu sama lain. Proses belajar – mengajar ini, terdapat dalam jenjang pendidikan formal maupun nonformal, tetapi lebih dominan pada pendidikan formal, seperti di sekolah.

B.                 Komponen Proses Belajar Mengajar
Proses belajar – mengajar, tidak akan berlangsung apabila tidak ada si pembelajar, si pengajar, dan yang dipelajari. Karena itu dalam proses belajar – mengajar ada komponen – komponen yang menunjang berlangsungnya proses belajar – mengajar tersebut. Adapun komponen dalam proses belajar – mengajar yaitu:
a.            Tujuan
Tujuan adalah suatu cita – cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Sebelum melakukan proses belajar – mengajar, setiap orang pasti memiliki tujuan melakukan kegiatan ini. Karena sebetulnya kegiatan belajar – mengajar harus memiliki tujuan yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, sadar akan tujuan yang ingin dicapai dengan menempatkan peserta didik sebagai suatu pusat perhatian.
b.            Siswa
Siswa merupakan inti dari proses belajar – mengajar, sebab tanpa ada siswa atau pembelajar maka proses belajar – mengajar tidak akan berlangsung.



c.             Guru
Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar – mengajar adalah guru. Guru umumnya merujuk pada pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan formal. Guru – guru yang mengajar pada pendidikan formal harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam artian yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap sebagai seorang guru. Guru berperan penting dalam proses belajar – mengajar, menurut  WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu
·               Pendidik (Nurturer)                   : peran yang berkaitan dengan tugas – tugas memberi motivasi, dan pembinaan.
·               Model                                         : guru adalah orangn yang digugu dan ditiru. Karena setiap peserta didik mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu, sebagai calon guru atau seorang guru harus memiliki sikap dan bersikap baik sesuai dengan norma – norma yang berlaku agar dapat menjadi model yang baik.
·               Pengajar dan Pembimbing         : setiap guru harus mentransfer ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman di luar fungsi sekolah.
·               Pelajar (learner)                         :seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan supaya pengetahuan dan keterampilannya tidak kuno. Karena, untuk menjadi seorang guru yang professional harus memiliki sifat pembelajar.
·               Komunikator terhadap masyarakat setempat : dengan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru, maka guru diharapkan berperan aktif tidak hanya di dalam sekolah tetapi juga dalam bidang lain dalam masyarakat di tempat dia tinggal.
·               Administrator                             : selain sebagai pendidik dan pengajar, guru juga merupakan administrator pada bidanng pendidikan dan pengajaran guru dituntut untuk bekerja secara teratur. Dengan proses belajar – mengajar segala pelaksanaannya dan kaitannya perlu diadministrasikan secara baik, seperti menbuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar (evaluasi).
·               Kesetiaan terhadap lembaga      : guru diharapkan dapat saling membantu sesame guru dalam mengembangkan kemampuannya melalui pertemuan – pertemuan resmi maupun incidental.
d.            Media
Dalam proses belajar – mengajar, ada perantara yang menghubungkan belajar dengan mengajar. Penghubung tersebut adalah materi pelajaran, dan untuk menyampaikan materi tersebut guru harus menggunakan sebuah strategi agar materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Dalam pemilihan materi, ada beberapa kriteria, yaitu
·               Valid / Sahih : materi yang disampaikan merupakan materi yang telah teruji kebenarannya, aktual dan memberikan kontribusi untuk pemahaman ke depan.
·               Tingkat kepentingan : materi terrsebut penting untuk dipelajari oleh siswa.
·               Kebermaknaan : materi yang dipilih dapatt memberikan manfaat akademis dan manfaat non akademis.
·               Kelayakan : materi memungkinkan untuk di pelajari, disesuaikan dengan jenjang pendidikan.
·               Ketertarikan / Menarik minat : materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi serta menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik.
Selain materi ada juga strategi. Strategi merupakan daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar – mengajar. Artinya, agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil, guru dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen – komponen pengajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antar komponen – komponen pengajaran. Dalam pemilihan strategi pun, guru harus menentukan kriteria – kriteria tertentu agar tidak salah menerapkannya. Karena penggunaan strategi yang salah akan berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai.
e.             Tempat
Ruang kelas adalah tempat dimana proses belajar – mengajar berlangsung. Ukuran kelas dan jumlah siswa akan berpengaruh pada penerapan teknik dan metode mengajar yang berbeda. Untuk mendorong dan meningkatkan keterlibatan siswa, guru bertugas menciptakan suasana yang nyaman di kelas.
Selain kelas, sediakan juga tempat bersosialisasi karena sekolah bukan hanya tempat belajar saja, tetapi juga sebagai tempat bersosialisasi.
f.             Waktu
Alokasi waktu untuk melakukan aktivitas dalam proses belajar mengajar, juga menentukan teknik dan metode yang akan diterapkan oleh guru. Sebab dengan waktu yang tersedia, guru perlu melakukan aktivitas yang bervariasi untuk mencapai sasaran pembelajaran serta mendorong motivasi siswa. Guru memiliki peran baru yaitu sebagai pengatur waktu yang baik untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses belajar mengajar.
g.            Fasilitas
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan. Fasilitas dalam dunia pendidikan berarti segala sesuatu yang bersifat fisik maupun material, yang dapat memudahkan terselanggaranya proses belajar – mengajar. Fasilitas dalam proses belajar mengajar yang umum meliputi , meja, kursi, papan tulis (whiteboard, blackboard, dll), spidol, penghapus, buku tulis, buku pelajaran. Selain itu ada sarana dan prasarana penunjang proses belajar mengajar yang lain seperti kipas angin atau AC, dan seiring dengan kemajuan teknologi proses belajar – mengajar menggunakan komputer, OHP, dll. Fasilitas dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar di kelas.
Setelah fasilitas – fasilitas tersebut, untuk menunjang keefektifan proses belajar – mengajar perlu diciptakan suasana kelas yang nyaman sehingga kondusif untuk berlangsungnya proses belajar – mengajar, seperti tata letak meja – kursi, udara / suhu, kebersihan kelas, dan ketenangan lingkungan sekitar.
Komponen – komponen dalam proses belajar – mengajar tersebut saling berhubungan satu sama lain, terganggunya salah satu komponen dalam proses belajar – mengajar akan berpengaruh pada hasil yang dicapai. Keberhasilan guru dalam mendayagunakan komponen – komponen tersebut, akan menghasilkan hasil belajar yang baik. Hasil belajar yang baik itu terlihat pada keterampilan berbahasa, sikap positif dan prestasi belajar.




Materi III       : Pengajaran Keterampilan Berbahasa

  1. Pendahuluan
Pengajaran adalah proses mengajar. Sistem pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur – unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Anggraini, 2009: 1). Unsur – unsur pada system pengajaran merupakan komponen – komponen dalam proses belajar – mengajar. Ciri – ciri yang terkandung dalam sistem pengajaran, yaitu rencana, kesalingtergantungan (interdependent), dan tujuan dari pengajaran itu sendiri.
 Dalam KBBI (2008: 1447) keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan keterampilan berbahasa adalah kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, atau berbicara.
Secara hierarki, keterampilan bahasa dimulai dengan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan memiliki hubungan antara satu dengan yang lain. Misalnya, menyimak dengan berbicara. Dalam suatu diskusi, jika kita menyimak dengan baik maka kita akan memahami materi yang dibicarakan dalam diskusi tersebut. Dan kita mampu berbicara mengenai materi tersebut kepada orang lain.

  1. Pengajaran Keterampilan Berbahasa
Sebagai makhluk sosial, kita menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi. Karena keterampilan bahasa saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya maka kita dituntut untuk menguasai keempat keterampilan tersebut, meskipun tidak menguasainya secara mendalam setidaknya harus saling mengimbangi penguasaan keterampilan tersebut agar kita dapat menggunakan bahasa dengan baik. Jika kita menguasai empat keterampilan tersebut dengan cukup baik maka kita dapat berkomunikasi dengan baik pula, baik itu dalam komunikasi secara lisan maupun tulisan.
Sebagai guru, kita perlu menguasai keempat keterampilan tersebut agar menjadi guru yang berkompetensi. Selain itu, dengan memiliki kemampuan berbahasa yang baik, proses komunikasi dengan siswa akan berjalan dengan baik sehingga mampu memberikan penjelasan materi dengan baik.
Dengan begitu, siswa akan memahami apa yang kita sampaikan sehingga dapat mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Selain guru, siswa juga harus menguasai empat keterampilan berbahasa tersebut. Pada dasarnya setiap orang sudah menguasai keempat keterampilan tersebut sejak mereka mulai berkomunikasi, keterampilan itu diperoleh secara bertahap seiring dengan pertambahan usia. Tetapi, untuk mengaplikasikannya dengan baik tidak semua orang mampu. Untuk itu, sebagai guru bahasa Indonesia mengajarkan bagaimana cara mengembangkan  keempat keterampilan bahasa yang telah dikuasai.
Dalam pengajaran keterampilan berbahasa ini seorang guru dituntut untuk lebih kreatif, agar dalam proses belajar – mengajar siswa tidak bosan dan mampu mengembangkan keterampilan tersebut dengan baik. Hal ini berkaitan dengan penyusunan materi yang disampaikan serta strategi yang digunakan baik dalam pembelajaran maupun dalam evaluasi.
Untuk mengefektifkan hasil belajar keterampilan berbahasa, guru dapat memberikan tugas yang berhubungan dengan keempat keterampilan tersebut. Sedangkan dalam proses belajar – mengajarnya, guru juga harus mengintegrasikan keterampilan bahasa ke dalam setiap kegiatan, baik itu di luar kelas maupun saat bersosialisasi di tempat belajar.
Teknik pengajaran pada keterampilan bahasa itu bisa sama, bisa juga berbeda untuk itu kita sebagai guru harus betul – betul memahami keterampilan bahasa tersebut agar dapat  memilih metode yang tepat.
Dalam pengajaran keterampilan berbahasa, sebelumnya seorang guru harus menentukan tujuan dari pengajaran tersebut. Tujuan utama pengajaran keterampilan berbahasa ini adalah mempersiapkan supaya siswa dapat melakukan interaksi yang bermakna, yaitu dengan cara membuat mereka mampu menggunakan dan memahami bentuk – bentuk keterampilan bahasa.
Dalam pengajaran keterampilan berbahasa, guru dapat memasukkan materi tentang pengertian dari keterampilan, masalah – masalah yang sering dihadapi dalam keterampilan, pemecahan – pemecahan dari masalah – masalah yang ditemukan, dan menggembangkan keterampilan - keterampilan itu dengan selaras serta mengaplikasikannya.


Dalam pengajaran keterampilan berbahasa ini, untuk teori mungkin lebih banyak pada keterampilan menulis karena didalamnya termasuk kajian – kajian linguistik seperti kajian sintaksis, semantik, dan tata bahasa tulisnya. Sedangkan, untuk keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca lebih ditekankan pada prakteknya. 
Guru juga harus banyak referensi buku – buku yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa agar subtansi yang terkandung dalam materi lebih berisi dan berkembang dan tidak terpaku pada satu sudut pandang saja. Dengan begitu, siswa akan memiliki pengetahuan lebih tentang keterampilan tersebut.
Guru juga harus banyak memberikan contoh – contoh baik itu dalam materi maupun secara langsung ketika mengajar di kelas. Serta, tugas – tugas yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan berbahasa siswa. Sama seperti semua proses belajar – mengajar lainnya dalam penyusunan pengajaran keterampilan berbahasa, guru harus menentukan tujuan pengajaran, silabus, aktivitas belajar mengajar di kelas, sistem evaluasi, dan pemberian tugas. Serta media dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pengajaran keterampilan tersebut.   
Untuk pencapaian hasil yang sesuai dengan yang diharapkan tergantung pada strategi yang digunakan guru serta faktor – faktor dalam proses belajar mengajar yang mempengaruhinya baik internal maupun eksternal.














Materi IV       : Teknik Pengajaran Menyimak
  1. Pendahuluan
Teknik adalah metode atau sistem yang digunakan dalam mengerjakan sesuatu. Teknik pengajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara – cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Teknik pengajaran bisa juga disebut dengan metode pengajaran, atau  strategi pengajaran.
Sedangkan, menyimak merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan, memperhatikan baik – baik apa yang diucapkan atau dibaca seseorang, meninjau (memeriksa, mempelajari) dengan teliti. Berdasarkan pengertian itu, kita tahu bahwa menyimak berbeda dengan mendengarkan, tetapi dalam menyimak kita melakukan kegiatan mendengarkan. Adapun perbedaan mendengarkan dan menyimak dapat dilihat dengan membandingkan dua pengertian berikut.
Ø    Mendengarkan adalah proses kegiatan penerimaan bunyi bahasa yang dilakukan dengan sengaja tetapi belum ada unsur pemahaman.
Ø    Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang – lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Jadi, pengertian bahwa menyimak adalah mendengarkan itu kurang terperinci, karena mendengarkan adalah salah satu kegiatan dalam rangkaian kegiatan dalam menyimak. Kemampuan menyimak adalah kemampuan bahasa yang diperoleh pertama kali oleh seseorang. Kemampuan menyimak yang dimiliki seseorang berbeda – beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhinya, yaitu fisik, psikologi, pengalaman, dan jenis kelamin. Lalu, factor eksternalnya, antara lain pembicara, psikologis pembicara, juga situasi dan kondisi.
Jenis – jenis menyimak sangat banyak, secara umum menyimak terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu :
a.             Menyimak berdasarkan tujuan, terbagi menjadi lima (5) jenis, yakni
·   Menyimak untuk belajar;
·   Menyimak untuk hiburan;
·   Menyimak untuk menilai;
·   Menyimak untuk mengapresiasi;
·   Menyimak untuk memecahkan masalah.
b.            Menyimak berdasarkan intensitas, terbagi menjadi dua (2) jenis, yakni
·   Menyimak extensive;
·   Menyimak intensive.
c.             Menyimak berdasarkan intensive, terbagi menjadi dua (2) jenis, yakni
·   Menyimak kritis;
·   Menyimak konsentratif.
Menyimak memiliki hubungan dengan ketiga keterampilan bahasa yang lain. Pertama menyimak dengan berbicara, seseorang yang memiliki kemampuan menyimak yang baik maka kemampuan berbicaranya juga baik. Misal, ketika kita menyimak seseorang  berbicara, maka ketika ia bertanya pada kita, kita dapat memberi respon yang sesuai dengan topik pembicaraan.
Hubungan menyimak dengan membaca, seorang penyimak yang baik adalah pembaca yang baik pula. Karena dalam kegiatan membaca, secara tidak langsung kita sedang menyimak apa yang sedang kita baca. Dan, hubungan menyimak dengan menulis. Dalam menulis kita membutuhkan suatu gagasan untuk dikembangkan dalam tulisan, gagasan tersebut dapat kita peroleh dengan menyimak segala sesuatu yang ada, yang terjadi di sekitar kita.
Teknik pengajaran menyimak adalah cara atau metode yang digunakan guru dalam menjelaskan materi tentang menyimak, sehingga materi tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswa agar tujuan dari pengajaran  menyimak ini tercapai. Dalam pengajaran menyimak guru harus benar – benar mengajar dengan baik dan benar karena menyimak dalam kehidupan sehari – hari sangatlah penting karena dengan menyimak yang baik bisa memperoleh informasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Di sekolah menyimak berperan penting, sebab dengan menyimak siswa mendapat ilmu, menerima, dan menghargai pendapat orang lain. Oleh sebab itu dalam pengajaran menyimak memerlukan latihan – latihan yang intensif.



  1. Teknik Pengajaran Menyimak
Untuk mencapai tujuan pengajaran menyimak, maka guru mengetahui macam – macam teknik dalam pengajaran menyimak dan memilih teknik pengajaran tersebut sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Karena pengajaran menyimak dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Maka metode yang dipilih sangat bergantung pada guru. Pengajaran menyimak yang bervariasi sangat menunjang minat dan gairah belajar, sebab proses belajar yang dilandasi oleh minat dan gairah, akan berpengaruh cukup besar pada tingkat keberhasilan belajar.
Masalah – masalah yang sering ditemukan dalam pengajaran menyimak, yaitu:
·         Jumlah siswa yang melebihi kapasitas jumlah siswa normal (kondusif antara 15 – 25 siswa)
·         Perbedaan kemampuan masing – masing individu
·         Materi yang kurang menarik
·         Lingkungan belajar yang kurang kondusif
·         Fasilitas yang tidak memadai.
Masalah – masalah tersebut, dapat  dipecahkan dengan memilih metode yang sesuai. Ada banyak macam dari metode pengajaran bahasa, sebagian dari metode – metode itu digunakan sebagai teknik pengajaran menyimak, seperti :  

1.                  simak – ulang ucap
2.                  simak – kerjakan
3.                  simak – terka
4.                  simak – tulis
5.                  memperluas kalimat
6.                  bisik berantai
7.                  identifikasi kata kunci
8.                  identifikasi kalimat topik
9.                  menjawab pertanyaan
10.              menyelesaikan cerita
11.              merangkum
12.              parafrase










Materi V         : Lanjutan Teknik Pengajaran Menyimak

A.          Macam – Macam Teknik Pengajaran Menyimak
         Dalam buku Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa (Tarigan, 2009: 187) membagi strategi dalam pengajaran menyimak ke dalam tiga kategori, yaitu:
a.             Kategori metakognitif : dalam bidang ini strategi yang dapat digunakan untuk pengajaran menyimak antara lain:
-          selective attention (perhatian selektif)
-          self-monitoring (swapantau)
-          problem identification (identifikasi masalah)
b.            Kategori kognitif : dalam bidang ini strategi yang digunakan untuk menyimak pemahaman adalah
-          Rehearsal (pengulangan)
-          Organitation (mengelompokkan)
-          Inferencing (meramalkan, dan melengkapi secara logis)
-          Summarizing (mensintesiskan)
-          Deduction (menerapkan)
-          Imagery (memahami dan mengingat)
-          Transfer (menggunakan pada pelajaran lain)
-          Elaboration (memadukan informasi lama dengan informasi baru)
c.             Kategori afektif : strategi yang digunakan dalam bidang ini adalah
-          Coorperation (bekerja sama)
-          Questioning for clarification (memperoleh informasi tambahan)
-          Self-talk ( penggunaan kontrol mental untuk meyakinkan diri)
Khusus dalam menyimak pemahaman atau listening comprehension, maka startegi pokok yang perlu diterapkan untuk berbagai tugas, adalah
(1)               Selective attention
(2)               Elaboration
(3)               Inferencing
(4)               Transfer


         Dalam  Azies dan Alwasilah(2000: 85)  ada teknik lain dalam pengajaran menyimak yang tergolong komunikatif, yaitu dictogloss. Dalam teknik ini guru membacakan sebuah wacana singkat kepada siswa dengan kecepatan normal dan siswa diminta menuliskan kata – kata sebanyak yang mereka mampu. Mereka kemudian bekerja sama dalam kelompok – kelompok kecil untuk merekonstruksi wacana dengan mendasarkan kepada serpihan – serpihan yang mereka tulis.  Dengan menggunakan teknik dictogloss, siswa akan mampu
1.            membuat prediksi – prediksi
2.            membuat inferensi – inferensi tentang hal – hal yang tidak ada di dalam teks
3.            akan mmengenali topik teks
4.            akan mengenali jenis teks
5.            akan mengenali berbagai jenis hubungan semantik di dalam teks.
         Dalam pengajaran, guru tidak harus terus – menerus memberikan latihan dengan menggunaka simakan yang intensif karena itu akan membuat siswa bosan. Untuk membuat pengajaran ini menarik guru dapat melakukan beberapa permainan menyimak, untuk membiasakan siswa dengan bahasa. Ada dua bagian permainan, yaitu:
a.             Bagian A, pada bagian ini aktivitas tidak begitu membutuhkan simakan yang intensif, seperti

-          Simon berkata
-          Tampilan jam
-          Memilih gambar
-          Nomor telepon
-          Benar atau salah
-          Mengikuti arah
-          Menunjukkan jalan
-          Main tebak
-          Nama produk

b.            Bagian B, sedangkan pada bagian ini membutuhkan simakan yang cukup intensif, seperti

-          Mencari kata – kata
-          Menyusun gambar (puzzle)
-          Menyimak jigsaw
-          Menyimak cloze
-          Mencari perbedaan
-          Dikte
-          Dikte fokus kata

Pada dasarnya tidak ada metode yang baik dan buruk, semua metode sama dan bersifat netral, karena baik dan buruknya suatu metode tergantung pada guru itu sendiri. Ketepatan pemilihan dan penerapan metode pengajaran menyimak lebih menjamin tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini berarti pengajaran pun akan berhasil dengan baik. 


SUMBER
Slameto. 2003. Belajar : Dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Hanstoe. 2009. Komponen Strategi Belajar Mengajar. (Online)
http:// hanstoe.wordpress.com. Diakses 26 Oktober 2010.
   
Anggraini, Nofita. 2009. “ Perencanaan Pengajaran”

Sugono, Dendy, dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Azies, Furqanul, dan Chaedar Alwasilah. 2000. Pengajaran Bahasa Komunikatif : Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya

Roestiyah. 1988. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung : Angkasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar