Rabu, 18 Mei 2011

Kompetensi Bahasa


Pengertian
         Kompetensi merupakan bentuk kata benda dari kata sifat ‘kompeten’ yang berarti cakap (mengetahui).  Dalam linguistik, kompetensi berarti kemampuan menguasai gramatika satuan bahasa secara abstrak atau batiniah. Hal itu, sesuai dengan pendapat DP Tampubolon[1] bahwa kompetensi bahasa adalah penguasaan bahasa (dalam hal ini bahasa Indonesia) secara keseluruhan, terutama tata bahasa dan kosa kata, termasuk berbagai arti dan nuansa serta ejaan dan tanda-tanda baca, dan pengelompokan kata.. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi, kompetensi bahasa adalah kemampuan seseorang dalam menguasai keterampilan bahasa untuk berkomuniksi.
Seseorang yang memiliki kompetensi bahasa, adalah orang yang memiliki kemampuan bahasa. Kemampuan bahasa adalah kecakapan seseorang menggunakan bahasa yang memadai dilihat dari sistem bahasa, Dalam kompetensi bahasa, seseorang harus menguasai empat keterampilan bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan bahasa : menyimak, berbicara, membaca, dan menulis memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, empat keterampilan tersebut saling mempengaruhi satu dengan yangn lainnya. Pada beberapa tugas yang lalu telah diuraikan mengenai keterampilan – keterampilan bahasa, dan strategi pengajarannya.

Kompetensi Bahasa

a.      Kompetensi gramatikal  adalah kemampuan untuk menggunakan bentuk bahasa (bunyi, kata, dan struktur kalimat).

b.            Wacana Kompetensi adalah kemampuan untuk memahami dan menciptakan bentuk-bentuk bahasa yang lebih panjang dari kalimat, seperti cerita, percakapan, atau surat-surat bisnis. Kompetensi Wacana termasuk pemahaman bagaimana contoh khusus dari penggunaan bahasa secara internal dibangun. Wacana kompetensi juga mencakup pemahaman bagaimana teks berhubungan dengan konteks atau situasi di mana mereka digunakan.

c.       Kompetensi Sosiolinguistik adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa tepat dalam konteks yang berbeda. Kompetensi sosiolinguistik signifikan tumpang tindih dengan kompetensi wacana karena ada hubungannya dengan mengungkapkan, interpreting dan negosiasi makna yang diturunkan sesuai dengan norma-norma budaya dan harapan. Kompetensi sosiolinguistik yang paling jelas bagi kita ketika konvensi yang mengatur penggunaan bahasa yang entah bagaimana dilanggar, seperti misalnya ketika seorang anak polos menggunakan "buruk" kata atau ketika harapan hadir di satu budaya yang tidak berhasil diterjemahkan      bagi orang lain. Ini adalah kompetensi sosiolinguistik kita yang memungkinkan kita untuk menjadi sopan sesuai dengan situasi kita dalam dan untuk dapat menyimpulkan maksud orang lain. Dalam kehidupan kita sehari-hari kita bervariasi jenis bahasa yang kita gunakan sesuai dengan tingkat formalitas dan keakraban. Kami menyatakan solidaritas dalam kelompok yang kita milik atau ingin milik, misalnya di dalam kelas chatting dengan siswa lain, atau di sebuah pesta. Dalam situasi di mana kita akhirnya mungkin telah solidairty dengan yang lain ini, tapi belum tahu mereka dengan baik, kami menyampaikan rasa hormat, misalnya pada pertemuan internasional sarjana di bidang yang sama. Dalam situasi di mana ada perbedaan status yang jelas antara peserta, kita berhati-hati untuk menyatakan jumlah yang tepat hormat.
d.      Kompetensi Strategis adalah kemampuan untuk mengkompensasi kurangnya kemampuan dalam salah satu dari daerah lain. Setiap orang memiliki beberapa tingkat kompetensi strategis dalam bahasa apapun.






SUMBER

Sugono, Dendy, dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Azies, Furqanul, dan Chaedar Alwasilah. 2000. Pengajaran Bahasa Komunikatif : Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung : Angkasa



[1] DP. Tampubolon, Loc. Cit., hlm. 242 (dalam internet)
[2] Dalam KBBI (2008: 869) ‘ Kemampuan Komunikatif’ adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan bahasa yang secara social dapat diterima dan memadai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar